Hubungan Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof: Benarkah Keduanya Tak Bisa Dipisahkan?

Benarkah Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof Tidak Bisa Dipisahkan

PEDIANUSANTARA.com – Dalam mempelajari bahasa Arab, dua disiplin yang seringkali menjadi pusat perhatian adalah ilmu Nahwu dan ilmu Shorof. Keduanya merupakan bagian penting dalam memahami struktur, tata bahasa, serta penggunaan kata dalam bahasa Arab. Namun, ada pertanyaan yang sering muncul: benarkah ilmu Nahwu dan ilmu Shorof tidak bisa dipisahkan? Nah, pada artikel ini, kita akan menggali lebih dalam untuk memahami hubungan erat antara kedua disiplin ilmu ini dan menyingkap mengapa kedua ilmu ini sangat penting untuk diketahui, khususnya bagi penggiat keislaman.

Bacaan Lainnya

Hubungan Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof

Pada dasarnya, ilmu Nahwu dan ilmu Shorof saling berkaitan dan saling melengkapi. Ilmu Nahwu membantu kita untuk mengetahui bunyi akhir dari suatu kalimat, apakah dibaca rofa’ (dhommah), nashob (fathah), jer (kasrah) maupun jazem (sukun). Sedangkan ilmu Shorof membantu kita untuk memahami perubahan dari suatu bentuk kata ke kata yang lain. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan dalam membentuk pemahaman yang utuh tentang bahasa Arab.

Baca Juga:
Pengertian Ilmu Nahwu Secara Bahasa dan Istilah
Pengertian Ilmu Shorof Secara Bahasa dan Istilah

Ilmu Nahwu dan ilmu Shorof bekerja sama untuk membantu kita dalam memahami teks-teks Arab yang lebih kompleks seperti Al-Quran, hadis, dan literatur kitab klasik lainnya. Ketika kita memahami ilmu Nahwu dan ilmu Shorof dengan baik maka kita dapat memahami bahasa Arab dengan baik dan benar.

Pentingnya Memahami Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof

Memahami ilmu Nahwu dan ilmu Shorof secara keseluruhan sangat penting bagi mereka yang ingin mengetahui bahasa Arab secara lebih mendalam. Dengan menguasai kedua disiplin ini, kita dapat memahami struktur kalimat dengan lebih baik, menghindari kesalahan gramatikal, dan mengungkapkan pemikiran dengan lebih tepat dalam bahasa Arab.

Selain itu, kita juga dapat memahami dengan mudah teks-teks agama seperti al-Quran dan hadis. Bahasa Arab merupakan bahasa utama dalam Islam, dan memahami kedua disiplin ini akan membantu kita dalam memahami ajaran agama secara lebih mendalam.

Benarkah Ilmu Nahwu dan Ilmu Shorof Tidak Dapat Dipisahkan?

Ilmu Nahwu disebut sebagai ayah ilmu, sedangkan ilmu Shorof sebagai ibunya. Ketika keduanya digabungkan, akan muncul ilmu-ilmu lain yang lebih kompleks. Seperti hubungan antara ayah dan ibu yang menghasilkan seorang anak, Ilmu Nahwu dan ilmu Shorof merupakan dua ilmu yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa kehadiran salah satunya, maka tidak akan bisa menghasilkan sesuatu (ilmu yang
lain) dengan sempurna. Kedua ilmu ini disebut sebagai alat, yang membantu kita menciptakan sesuatu dengan bentuk yang sempurna.

اَلصَّرْفُ أُمُّ الْعُلُوْمِ وَالنَّحْوُ أَبُوْهَا
(Ilmu Shorof adalah ibu dari semua ilmu (agama Islam) sedangkan ilmu Nahwu adalah ayahnya).

Seseorang yang hanya ahli dalam ilmu Nahwu saja, maka sangat mungkin ia akan melakukan kesalahan dalam memahami bahasa Arab. Misalnya:
مَنْ قَالَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ بَطَلَ وُضُوْؤُهُ

Bagi seseorang yang hanya paham ilmu Nahwu, maka ia akan mengartikan contoh diatas dengan kalimat “Barang siapa yang berbicara di bawah pohon, maka batal wudlu-nya”. Tentu pemahaman seperti ini sangat keliru, sebab tidak ada keterangan dalam kitab-kitab fiqih yang menyatakan bahwa berbicara di bawah pohon itu dapat membatalkan wudlu’. Namun, bagi orang yang paham ilmu Nahwu dan ilmu Shorof, maka ia akan mengartikan dengan kalimat: “Barang siapa yang tidur siang (qoilulah), maka batal wudlu-nya”.

Keterangan: Maksud dari tidur siang yang dapat membatalkan wudhu’ adalah tidur dalam posisi yang terlentang atau posisi tidur dengan memiringkan tubuh sehingga badan tidak seimbang.

Penjelasan ini sejalan dengan keterangan dalam kitab-kitab fiqih. Lafadz قَالَ pada contoh diatas merupakan fi’il bina’ ajwaf ya’i yakni قَالَ يَقِيْلُ قَيْلاً/قَيْلُوْلَةً (tidur siang:nap) bukan fi’il bina’ ajwaf wawi yakni قَالَ يَقُوْلُ قَوْلاً (berkata:say).

Begitu juga sebaliknya, bagi orang yang hanya paham ilmu Shorof saja, maka sangat mungkin akan melakukan kesalahan dalam memahami bahasa Arab. Misalnya:
مَنْ تَوَضَّأَ بِبَوْلِ كَلْبٍ صَحَّ وُضُوْؤُهُ

Bagi seseorang yang hanya paham ilmu Shorof saja, maka ia akan mengartikan contoh diatas dengan kalimat, “Barang siapa yang berwudhu menggunakan air kencing anjing, maka wudhunya dianggap sah.” Tentu, pemahaman seperti ini sangat keliru sebab tidak ada penjelasan dalam kitab fiqih yang menyatakan bahwa air kencing anjing dapat digunakan untuk berwudhu. Namun, bagi mereka yang paham ilmu Nahwu dan ilmu Shorof, maka ia akan mengartikannya sebagai berikut:
“Barang siapa yang telah berwudhu lalu bertemu dengan air kencing anjing maka wudhu’nya tetap sah”. Pemahaman seperti ini sejalan dengan yang ada di kitab-kitab fiqih.”

Keterangan: Wudhu’nya disini tetap menggunakan air suci bukan menggunakan air kencing anjing, hanya saja ditempat orang yang berwudhu’ tersebut kebetulan disebelahnya atau disampingnya terdapat air kencing anjing.

Penjelasan:
Adapun huruf jer “ba” pada contoh diatas (بِبَوْلِ) berfaidah ilshoq majazi (bertemu tapi tidak bersentuhan langsung) seperti مَرَرْتُ بِزَيْدٍ (saya lewat bertemu dengan zaid) yakni hanya bertemu saja tidak bersentuhan langsung dengan si Zaid. Bukan berfaidah ilshoq haqiqi (bertemu dan bersentuhan langsung) seperti أَمْسَكْتُ بِزَيْدٍ (saya memegangi Zaid) yakni bersentuhan langsung dengan anggota badan atau pakaian si Zaid.

Dari sini tampaknya jelas, bahwa ilmu Nahwu dan ilmu Shorof adalah dua disiplin yang tak terpisahkan satu sama lain. Keduanya berguna untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran atau pemahaman terhadap teks Arab. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menguasai kedua ilmu ini (ilmu alat) agar kita dapat menjadi individu yang terampil dalam memahami bahasa Arab.

Demikianlah uraian tentang hubungan ilmu Nahwu dan ilmu Shorof: Benarkah Keduanya Tak Bisa Dipisahkan. Semoga bermanfaat!

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan update artikel Terbaru dari PediaNusantara.com.


Pos terkait