Pengertian Dzahir Beserta Contohnya

Pengertian Dzahir Beserta Contohnya

PEDIANUSANTARA.com – Mengetahui pengertian dzahir beserta contohnya itu sangatlah penting. Hal itu karena, teks-teks al-Qur’an dan al-Sunnah berbentuk bahasa Arab yang tidak terlepas dari bahasan dzahir itu sendiri. Pemahaman hukum dari teks-teks tersebut tidak dapat dicapai tanpa memperhatikan kaidah-kaidah bahasa Arab, termasuk susunan bahasanya, bentuk lafal, makna yang disampaikan oleh lafal-lafal tersebut, dan hal-hal terkait lainnya.

Para ulama Ushul Fiqh telah melakukan penelitian secara sistematis untuk memahami hukum-hukum syariah dengan benar. Mereka menggunakan standar metode kebahasaan sebagai panduan untuk memahami hukum-hukum tersebut agar terhindar dari kesalahan. Salah satu pembahasan penting yang berkaitan dengan metode kebahasaan adalah dzahir.

Bacaan Lainnya

Pengertian Dzahir

Dzahir secara bahasa berarti jelas, terang atau tampak. Sedangkan secara istilah, dzahir berarti lafaz yang segera dapat ditangkap dari sebuat text, namun ada kemungkinan di arahkan ke makna lain secara majaz. Seperti firman Allah pada surat al-Fath ayat 10 berbunyi:
يَدُ اللّٰهِ فَوْقَ اَيْدِيْهِمْ
Makna dzahir dari kata يد adalah tangan. Sedangkan makna majaznya adalah kekuasaan. Adapun makna majaz ini baru bisa digunakan jika terdapat dalil/indikasi sebagaimana yang akan kami jelaskan pada bab ta’wil.

Baca juga: Empat Tahapan Belajar Ilmu Fiqih

Menurut kitab Ushul Fiqhi al-Islami karya Prof. Dr. Wahbah Zuhaili, definisi dzahir adalah sebagai berikut:
الظَاهِرُ هُوَ كُلُّ لَفْظٍ أَوْ كَلَامٍ ظَهَرَ الْمَعْنَى الْمَرَادُ بِهِ لِلسَّامِعِ بِصَغَتِهِ مِنْ غَيْرِ تَوْقِفٍ عَلَى قَرِينَةٍ خَارِجِيَّةٍ أَوْ تَأَمُّلٍ سَوَاءً كَانَ مُسَوِّقًا لِلْمَعْنَى الْمَرَادِ أَمْ لَا
Artinya: Dzahir ialah setiap lafal atau ucapan yang telah jelas maksudnya bagi pendengar tanpa bergantung pada indikator lain ataupun angan-angan, baik mengantarkan pada makna yang di maksud ataupun tidak.

Contoh Dzahir

Berikut ini beberapa contoh dari dzahir:
a. Qs. Az-Zariyat : 47
وَالسَّمَاۤءَ بَنَيْنٰهَا بِاَيْىدٍ وَّاِنَّا لَمُوْسِعُوْنَ
b. Qs. Al-Fath : 10
يَدُ اللّٰهِ فَوْقَ اَيْدِيْهِمْ
Kedua ayat diatas, terdapat lafadz “أيد” dan “يد” yang memiliki dua makna, yaitu tangan dan kekuasaan. Jadi, makna dzahir dari kata tersebut adalah tangan. Meskipun dapat diartikan kekuasaan sebagai makna majaznya, hal ini haruslah di dasari oleh dalil/indikasi. Namun, jika tidak ada dalil/indikasi maka tidak dapat dimaknai secara majaz.
c. Al-Baqarah : 275
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
Secara dhahir, ayat ini menegaskan halalnya jual beli dan haramnya riba. Sekalipun demikian, tujuan utama ayat tersebut bukan menjelaskan tentang halalnya jual beli dan haramnya riba, melainkan pembedaan jual beli dan riba.

Kaidah yang berlaku di sini ialah wajib mengamalkan apa yang tersurat secara dhahir selama tidak ada dalil atau indikasi yang memalingkan kepada pengertian lain.

Baca juga: Pengertian Ilmu, Tashawwur, Tashdiq, dan Pembagiannya

Itulah, pengertian dzahir beserta contohnya yang dapat kami uraikan. Semoga bermanfaat.

Pos terkait