Terjemah Nadhom Maqsud Bab Fi’il Madhi, ‘Amar dan Hamzah Washol

Terjemah Nadhom Maqsud Bab: فَصْلٌ : فِيْ هَيْئَةِ الْفِعْلِ الْمَاضِي وَالْأَمْرِ وَهَمْزَةِ الْوَصْلِ

PEDIANUSANTARA.com – Berikut ini terjemah nadhom Maqsud bab fi’il madhi, ‘amar dan hamzah washol. Nadhom ini merupakan lanjutan dari penjelasan nadhom sebelumnya yakni tentang bab masdar dan musytaq.

Bacaan Lainnya

فَصْلٌ : فِيْ هَيْئَةِ الْفِعْلِ الْمَاضِي وَالْأَمْرِ وَهَمْزَةِ الْوَصْلِ
(Fasal Tentang Keadaan Fi’il Madhi, ‘Amar dan Hamzah Washol)

وَضَمِّ إِنْ بِوَاوِ جَمْعٍ أُلْحِقَا¤وَأَخِرَ الْمَاضِي افْتَحَنْهُ مُطْلَقَا
……………………………..¤وَسَكِّنِ انْ ضَمِيْرَ رَفْعٍ حُرِّكَا
Terjemah:
Bacalah fathah secara mutlaq pada akhirnya fi’il madhi, dan bacalah dhommah apabila bertemu dengan wawu jama’.
Dan bacalah sukun apabila bertemu dengan dhomir rafa’ mutaharrik (dhomir rofa’ yang berharakat).

Penjelasan Syarah:
Dua bait diatas menjelaskan tentang keadaan akhir fi’il madhi. Huruf akhir pada fi’il madhi memiliki 3 hukum ialah sebagai berikut:

  1. Mabni fathah (dibaca fathah) yaitu apabila fi’il madhi tersebut tidak bertemu dengan wawu jama’ dan dhomir rafa’ mutaharrik. Baik fi’il madhi tersebut berupa fi’il tsulasi, ruba’i, fi’il mujarrad, fi’il mazid, mabni fa’il, mabni majhul, bina’ shohih dan lain lain sebagainya. Misalnya ضَرَبَ، ضَرَبَتْ.
  2. Mabni dhommah (dibaca dhommah) yaitu apabila bertemu dengan wawu jama’. Misalnya ضَرَبُوْا.
  3. Mabni sukun (dibaca sukun) yaitu apabila bertemu dengan dhomir rofa’ mutaharrik (dhomir rofa’ yang berharakat). Misalnya: ضَرَبْتُ

Baca Juga: Lengkap! Kumpulan Kajian Nadhom Maqsud Beserta Penjelasan Syarahnya

وَبَدْءُ مَعْلُوْمٍ بِفَتْحٍ سُلِكَ¤……………………………..
إِنْ بُدِئَا بِهَمْزِ وَصْلٍ كَامْتَهَنْ¤إِلَّا الْخُمَاسِي وَ السُّدَاسِي فَاكْسِرَنْ
Terjemah:
Huruf permulaan pada fi’il madhi yang mabni ma’lum itu dibaca fathah, kecuali dari fi’il khumasi dan sudasi maka bacalah kasrah apabila dimulai dengan hamzah washol. Misalnya: إِمْتَحَنَ.

Penjelasan Syarah:
Fi’il madhi yang mabni fa’il (ma’lum) huruf pertamanya harus dibaca fathah, baik berupa fi’il tsulasi, ruba’i, khumasi maupun sudasi. Yakni setiap kalimat fi’il yang ikut wazan-wazan dibawah ini:

NoWazanContohArtinya
1).فَعَلَنَصَرَMenolong
2).فَعِلَعَلِمَMengetahui
3). فَعُلَحَسُنَBaik
4). فَعْلَلَدَحْرَجَMenggelincirkan
5). فَعَّلَقَرَّرَMenyetujui
6).فَاعَلَقَاتَلَMemerangi
7).أَفْعَلَأَكْرَمَMemuliakan
8).تَفَاعَلَتَنَاصَرَTolong menolong
9).تَفَعَّلَتَفَكَّرَMemikirkan
10).تَفَعْلَلَتَدَحْرَجَTergelincir

Kecuali terdiri dari fi’il khumasi atau sudasi yang diawali oleh hamzah washol, maka hamzah itu harus dibaca kasroh. Yakni setiap kalimat fi’il yang ikut wazan-wazan dibawah ini:

NoWazanContohArtinya
1).إِفْتَعَلَإِبْتَدَأَMemulai
2).إِنْفَعَلَإِنْقَلَبَBerbalik
3).إِفْعَلَّإِصْفَرَّMenguning
4).إِسْتَفْعَلَإِسْتَخْرَجَMengeluarkan
5).إِفْعَوْعَلَإِخْشَوْشَنَMenjadi kasar
6).إِفْعَالَّإِبْيَاضَّMemutih
7).إِفْعَوَّلَإِعْلَوَّطَMenunggangi
8).إِفْعَنْلَلَإِقْعَنْسَسَTerlambat
9).إِفْعَلَلَّإِطْمَأَنَّTenang

كَحَذْفِهَا فِي دَرْجِهَا مَعَ الْكَلِمْ¤ثُبُوْتُهُا فِي الْإِبْتِدَا قَدِ الْتُزِمْ
Terjemah:
Tetapnya (hamzah washol) ketika dalam permulaan kalam itu diwajibkan, sebagaimana membuangnya (dalam pelafalan) di pertengahan kalimat.
وَأَلْ وَأَيْمُنٍ وَهَمْزِ كَاجْهِرِ¤كَهَمْزِ أَمْرٍ لَهُمَا وَمَصْدَرِ
Terjemah:
Seperti hamzah fi’il amar dan masdar dari keduanya (baik fi’il khumasi atau tsudasi), dan hamzahnya pada lafadz al, aimunun (sumpah), dan seperti lafadz Ijhar (bacalah dengan keras!)
وَامْرِئِ امْرَاَةِ اثْنَتَيْنِ¤وَابْنُمِ ابْنِ ابْنَةٍ وَاثْنَيْنِ
Terjemah:
Dan hamzahnya lafadz ibnum (anak laki2), ibnun (anak lk2), ibnatun (anak pr), itsnaini (dua orang laki2), imru’un (orang), imraatul itsnataini (dua orang pr).
لَهَا سِوَى فِي أَيْمُنٍ أَلْ فَافْتَحَنْ¤كَذَا اسْمُ اسْتٌ فِي الْجَمِيْعِ فَاكْسِرَنْ
Terjemah:
Begitu pula hamzah yang ada pada lafadz ismun (nama), dan itstun (enam). Maka bacalah kasroh kesemuaanya itu kecuali lafadz aimunun dan al maka bacalah ia dengan fathah.

Penjelasan Syarah:
Empat bait diatas menerangkan tentang hamzah washol, yang dimaksud dengan hamzah washol adalah setiap hamzah yang tetap dibaca bila berada dipermulaan kalam dan tidak dibaca (gugur) bila berada ditengah kalimat.
Hamzah washol ini berada pada beberapa tempat ialah sebagai berikut:

  • Fi’il ‘amar dari fi’il tsulasi mujarrod (tiga huruf yang sepi dari tambahan). Contoh: إِجْهَرْ
  • Fi’il ‘amar dari fi’il khumasi (lima huruf). Contoh: إِجْتَمِعْ
  • Fi’il ‘amar dari fi’il tsudasi (enam huruf). Contoh: إِسْتَخْرِجْ
  • Masdar dari fi’il khumasi (lima huruf). Contoh: إِجْتِمَاعًا
  • Masdar dari fi’il tsudasi (enam huruf). Contoh: إِسْتِخْرَاجًا
  • Hamzah lafadz أَلْ. Contoh: أَلْكِتَابُ
  • Hamzah lafadz أَيْمُنٌ، إِبْنِمٌ، إِبْنٌ، إِبْنَةٌ، إِثْنَيْنِ، إِثْنَتَيْنِ، إِسْمٌ، إِسْتٌ، إِمْرِئٌ، إِمْرَأَةٌ.

Hamzah washol semuanya dibaca kasroh, kecuali hamzah yang terdapat pada lafadz أَيْمُنٌ dan أَلْ yang keduanya dibaca fathah.

ضُمَّ كَمَا بِمَا ضِيَيْنِ جُهِلاَ¤وَأَمْرُذِي ثَلاَثَةٍ نَحْوُ اقْتُلاَ
Terjemah:
Dan hamzahnya fi’il amar dari fi’il tsulasi seperti lafadz أُقْتُلاَ (bunuhlah !), yakni dibaca dhommah sebagaimana kedua fi’il madhi (khumasi/tsudasi) ketika dimabni majhulkan (dipasifkan).

Penjelasan Syarah:
Hamzah wasol harus dibaca dhommah jika bertempat di fi’il amarnya fi’i tsulasi mujarad yang ‘ain fi’ilnya dibaca dhommah, karena mengikuti pada ‘ain fi’ilnya. Misalnya: أُنْصُرْ، أُقْعُدْ

Kemudian hamzah washol ini juga dibaca dhommah apabila bertempat pada fi’il madinya dari fi’il khumasi atau tsudasi yang mabni majhul.
Contoh yang khumasi:
أُمْتُحِنَ asalnya إِمْتَحَنَ

Contoh yang tsudasi:
أُسْتُخْرِجَ asalnya إِسْتَخْرَجَ

ضُمَّ كَمَا بِمَا ضِيَيْنِ جُهِلاَ¤وَبَدْئُ مَجْهُوْلٍ بِضَمٍّ حُتِمَا
Terjemah:
Huruf pertama fi’il madhi yang di mabnikan majhul (maf’ul) harus dibaca dhommah, sebagaimana kasrahnya huruf sebelum akhir.

Penjelasan Syarah:
Bait diatas menjelaskan tentang fi’il madhi ketika dijadikan mabni majhul maka ia memiliki katentuan (qaidah) ialah:
ضُمَّ أَوَّلُهُ وَكُسِّرَ مَا قَبْلَ الأَخِرِهِ
“Huruf pertamanya dibaca dhommah dan huruf sebelum akhir dibaca kasroh”
Misalnya: ضُرِبَ asalnya ضَرَبَ

Demikianlah terjemah nadhom maqsud bab fi’il madhi, ‘amar dan hamzah washol. Semoga bermanfaat!

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan update artikel terbaru dari PediaNusantara.com.

Pos terkait