Mengenal 7 Macam Huruf Hamzah Dalam Bahasa Arab

Apa Itu Hamzah? Inilah Pengertian, Pembagian dan contohnya.
Mengenal 7 Macam Huruf Hamzah Dalam Bahasa Arab.

PEDIANUSANTARA.comHuruf hamzah (ء) adalah salah satu huruf abjad yang diucapkan pertama kali dalam bahasa Arab. Huruf ini memiliki beberapa fungsi dan jenis yang berbeda-beda tergantung pada posisi dan harakatnya. Pada artikel ini, kita akan membahas 7 macam huruf hamzah dalam bahasa Arab beserta contohnya.

Bacaan Lainnya

Berikut ini penjelasan tentang 7 macam hamzah dalam bahasa Arab beserta contohnya.

1). Hamzah Tasywiyyah (همزة التسويّة)

Hamzah Tasywiyyah adalah huruf hamzah yang berada setelanya lafadz سَوَاءٌ (yang memilik arti “sama saja” atau “meyamakan dua hal”) dan setelah hamzah ini harus disertai lafadz أَمْ (yang memilik arti “ataupun/atau”) dan dinamakan dengan أم المعادلة (‘Am Muadalah).

Contoh hamzah tasywiyyah adalah sebagai berikut:

سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِنْ مَحِيْصٍ

Artinya: Sama saja bagi kita semua apakah kita mengeluh atau kita bersabar, maka tidak ada bagi kita tempat untuk melarikan diri. (QS. Ibrahim: 21)

Hamzah taswiyyah yang terdapat pada ayat di atas, apabila setelahnya berupa kalimat fi’il, maka boleh di ta’wili ke dalam bentuk masdarnya yakni seperti:
سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِنْ مَحِيْصٍ
Taqdirnya: سَوَاءٌ عَلَيْنَا جَزْعُنَا أَوْ صَبْرُنَا

I’rabnya ialah sebagai berikut:
(سَوَاءٌ): berkedudukan sebagai khabar muqoddam, dibaca rofa’ menggunakan dengan dhommah dzohiroh (jelas).
(عَلَي): huruf jar, hukumnya mabni sukun karena berupa kalimat huruf.
(نَا): dhomir muttasil, hukumnya mabni sukun, mahal jar (jar majrur).
(جَزْعُ): berkedudukan sebagai mubtada’ mu’akhkhar, dibaca rofa’ mengguanakan dhommah dzohiroh (jelas).
(نَا): dhomir muttasil, hukumnya mabni sukun, mahal jar (mudhof ileh)
(أَمْ): huruf ‘athof hukumnya mabni sukun.
(صَبْرُ): dibaca rofa’ karena mengikuti ma’tuf ‘aleih-nya dari lafad جَزْعُ.
(نَا): dhomir muttasil, hukumnya mabni sukun, mahal jar (mudhof ileh).

2). Hamzah Istifhamiyyah (همزة الإستفهام)

Hamzah istifhamiyyah adalah hamzah yang digunakan untuk bertanya, hamzah ini bertujuan untuk ta’yin (menentukan atau memilih jawaban) yakni sebagai berikut:

  • Bertanya untuk menentukan salah satu atau lebih (لِطَلَبِ التَّصَوُّرِ).

Contohnya:
أَ زَيْدٌ مُسَافِرٌ أَمْ سَعِيْدٌ؟
(Apakah Zaid yang berperjalanan atau Said?

Contoh diatas merupakan pertanyaan yang jawabanya dengan cara menentukan atau memilih salah satunya yakni antara زَيْدٌ atau سَعِيْدٌ.

  • Bertanya untuk mencari pembenaran atau kepastian (لِطَلَبِ التَّصْدِيْقِ)

Yakni ada dua bentuk:
1). Menggunakan hamzah tanpa diiringi huruf nafi.
Contohnya:
أَ نَجَحَ زَيْدٌ ؟
(Apakah zaid itu telah sukses?)

Dari pertanyaan diatas, maka bisa dijawab dengah memilih antara salah satu dari dua jawaban berikut ini:
– نَعَمْ، نَجَحَ زَيْدٌ (iya, zaid telah sukses) atau bisa dijawab dengan نَعَمْ (iya) saja.
– لاَ، لَمْ يَنْجَحْ زَيْدٌ (Tidak, zaid tidak sukses) atau bisa dijawab dengan لاَ saja.

2). Menggunakan hamzah dan huruf nafi.
Contohnya:
أَ لَمْ يَنْجَحْ زَيْدٌ ؟
(Apakah Zaid itu tidak sukses?)

Dari pertanyaan diatas, maka bisa dijawab dengah memilih antara salah satu dari dua jawaban berikut ini:
– نَعَمْ، لَمْ يَنْجَحْ زَيْدٌ (iya, Zaid tidak sukses) atau bisa dijawab dengan نَعَمْ (iya) saja.
– بَلىَ، نَجَحَ زَيْدٌ (tidak begitu, Zaid telah sukses) atau bisa dijawab dengan بَلىَ (tidak) saja.

3). Hamzah Nida’ (همزة النداء)

Hamzah nida’ adalah hamzah yang digunakan untuk memanggil seseorang yang dekat.
Contohnya:
أَ زَيْدُ أسْرَعُ
(Wahai Zaid cepat kesini)

Adapun i’rab dari contoh diatas ialah:
(أَ): Huruf nida’ lil qarib, mabni fathah.
(زَيْدُ): Munada’ (yang dipanggil), mabni dhommah fi mahalli nashbi (maf’ul bih).

4). Hamzah Ashli (همزة الأصل)

Hamzah ashli adalah hamzah yang berada pada asal kalimat itu sendiri.
Contohnya:
– أَخٌ (Saudara laki-laki)
– أَبٌ (Ayah)

5). Hamzah Qatha’ (همزة القطع)

Hamzah qatha’ adalah hamzah yang selalu dibaca dan ditulis ketika berada dipermulaan maupun ditengah kalimat. Dan hamzah ini berada pada:
a. Fi’il madhi ruba’i, fi’il ‘amar dan masdar-nya. Seperti أَكْرَمَ، أَكْرِمْ، إِكْرَامًا
b. Setiap fi’il mudhore’. Seperti أَدْرُسُ، أَسْتَغْفِرُ
c. Kalimat huruf yang diawali hamzah. Seperti إِنَّ، أَنَّ، ألاَّ، أَمَّا.
d. Sighat tafdil. Seperti أَفْضَلُ

6). Hamzah Washal (همزة الوصل)

Hamzah Washal adalah hamzah yang dibaca ketika berada dipermulaan kalimat, dan tidak dibaca ketika berada ditengah kalimat/diapit oleh kalimat lain. Dan hamzah washal ini berada pada:
a. Al-ta’rif. Seperti اَلْوَلَدُ، اَلْخَرِيْفُ
b. Fi’il ‘amar tsulasi. Seperti أُكْتُبْ
c. Setiap kalimat isim yang diawali hamzah. Seperti إِبْنٌ، إِبْنَةٌ، إِمْرَؤٌ، إِمْرَأَةٌ، إِسْمٌ، إِثْنَانِ، إِثْنَتَانِ، إِثْنَيْنِ، إِثْنَتَيْنِ، إِسْتٌ، اَيْمُنٌ، اَيْمٌ، اَبْنَمٌ.
d. Fi’il madhi, fi’il ‘amar dan masdar dari fi’il khumasi atau Tsudasi. Misalnya:
Khumasi (lima huruf): إِنْكَسَرَ، إِنْكَسِرْ، إِنْكِسَارًا
Sudasi (enam huruf): إِسْتَغْفَرَ، إِسْتَغْفِرْ، إِسْتِغْفَارًا

7. Hamzah Ta’diyyah atau Hamzah Naql (همزة التعديّة أو النقل)

Hamzah ta’diyyah atau hamzah naql adalah hamzah yang masuk pada fi’il lazim (tidak memiliki maf’ul bih). Dan setiap kalimat fi’il yang kemasukan hamzah ini maka menjadi muta’addi (memiliki maf’ul bih). Seperti :
Lazim: كَرُمَ الأُسْتَاذُ (Ustadz itu mulia)
Muta’addi: أَكْرَمْتٌ اَلْأُسْتَاذَ (Saya memuliakan ustadz itu).

Itulah penjelasan tentang 7 macam huruf hamzah dalam bahasa Arab. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang bahasa Arab.

Berlangganan Update Artikel Terbaru di Telegram dan Google Berita.

Refrensi:
– Kitab al-Mu’jam al-Mufasshol fi al-I’rab, hal. 7
– Kitab Bida’i As-Shona’i’, hal. 9

Pos terkait