Di Indonesia, perdebatan mengenai apakah sebaiknya menikah dulu atau mencapai kemapanan dulu? sering menjadi topik hangat, terutama di kalangan pria. Kemapanan di sini diartikan sebagai memiliki pekerjaan tetap dengan gaji yang cukup, kendaraan, rumah, dan fasilitas hidup lainnya.
Sebagian orang berpendapat bahwa lebih baik membangun ekonomi terlebih dahulu, memiliki karir yang stabil, dan fasilitas hidup yang memadai sebelum menikah. Mereka beralasan bahwa menikah sebelum mencapai kemapanan akan menyulitkan dalam mengurus pasangan dan anak-anak, sehingga harapan untuk hidup mapan semakin sulit tercapai. Mereka juga percaya bahwa dengan hidup yang sudah mapan, akan lebih mudah mendapatkan pasangan hidup.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Menikah? Ini Saran dari Habib Luthfi bin Yahya
Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa kemapanan ekonomi tidak perlu menjadi pertimbangan utama sebelum menikah. Mereka berargumen bahwa membangun ekonomi bisa dilakukan bersama pasangan dengan komitmen cinta yang kuat. Ekonomi bersifat tidak menentu, usaha yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh dalam sekejap, sementara orang miskin bisa meraih kesuksesan ekonomi dengan faktor keberuntungan. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk menikah terlebih dahulu dan membangun ekonomi bersama-sama, disertai kesabaran dan doa kepada Allah Swt.
Pandangan-pandangan di atas tidak ada yang salah selama tidak melanggar syariat. Yang perlu ditekankan adalah jangan takut menikah karena takut miskin dan tidak mampu menafkahi keluarga. Dalam sebuah hadis disebutkan:
مَنْ تَرَكَ التَّزْوِيْجَ مَخَافَةَ الْعَيْلَةِ فَلَيْسَ مِنَّا. (رواه الديلمي)
“Barang siapa takut menikah karena takut miskin, maka bukan golongan kami.” (HR. Ad-Dailami)
Selain itu, Allah swt juga berjanji akan meberikan kecukupan bagi orang-orang yang akan menikah, memperoleh rezeki yang melimpah bahkan tak jarang orang-orang yang sebelum menikah itu miskin kemudian menjadi kaya.
Jadi, sebagai orang beragama Islam, kita harus meyakini bahwa harta bukanlah segalanya untuk meraih kebahagiaan. Harta hanya sebagai penunjang kebahagiaan, bukan faktor utama dalam membangun rumah tangga. Orang yang memilih pasangan hidup hanya berdasarkan materi, rumah tangga mereka terancam kandas ketika ekonomi terpuruk.
Berlangganan Update Artikel Terbaru di Telegram dan Google Berita.