PEDIANUSANTARA.com – Cendekiawan Muslim Indonesia Prof Muhammad Quraish Shihab menyampaikan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan dampak besar bagi berbagai aspek kehidupan manusia. Namun, kemajuan itu juga bisa menjadi sumber kenyamanan sekaligus bencana.
“Di zaman kita ini, sering terasa bahwa kemajuan ilmu pengetahuan meskipun melahirkan kenyamanan dan kemudahan bagi manusia sekaligus tidak jarang menimbulkan bencana bagi manusia dan lingkungannya,” ujar Prof Quraish Shihab dalam Konferensi Agama dan Perubahan Iklim Asia Tenggara di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (4/1/2023).
Baca Juga: Childfree Dalam Pandangan Syekh Syauqi
Beliau mengibaratkan bahwa manusia seperti kupu-kupu yang bisa terbakar atau hancur karena kecakapannya.
“Manusia zaman ini hampir-hampir serupa dengan kupu-kupu yang terbakar karena kepandaiannya terbang,” ungkap Anggota Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) itu. Menurutnya, masalah ini disebabkan oleh manusia yang tidak menggunakan hati dan melupakan nurani. Keserakahan manusia telah mengambil apa yang bukan haknya sehingga menimbulkan sikap boros yang merugikan sesama manusia maupun lingkungan.
“Ilmu yang kita kembangkan tidak jarang bukan saja tidak bermanfaat tetapi justru merusak. Kita pun sampai hati tidak menggunakan hati dan melupakan nurani. Di samping itu, keserakahan mengambil apa yang bukan hak kita atau bersikap boros sehingga menganiaya pihak lain baik sesama kita maupun lingkungan,” papar dia.
Hal senada juga disampaikan oleh mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang menyatakan bahwa dunia saat ini penuh keprihatinan, tentunya karena dunia berarti seluruh umat manusia. Karena seluruh umat manusia artinya seluruh agama, penganut agama mengalami keprihatinan.
Krisis lingkungan tersebut, kata dia, juga sangat memengaruhi sektor ekonomi. Oleh karena itu, penting untuk mengajak semua pihak untuk melakukan tindakan nyata dalam penanganan perubahan iklim.
“Biasanya banjir hanya di negara tropis, tapi sekarang di Amerika, Eropa banjir di mana-mana. Biasanya kebakaran hutan hanya terjadi di negara-negara khatulistiwa seperti Indonesia dan sebagainya, sekarang Eropa, Kanada juga kebakaran hutan,” jelas dia.
“Yang penting adalah bagaimana menjalankan apa yang kita sepakati bersama baik di banyak pertemuan dunia ini, di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan sebagainya. Karena itulah tahap sekarang adalah tahap pelaksanaan,” tutup dia.
Berlangganan Update Artikel Terbaru di Telegram dan Google Berita.