Berduka Cita Atas Wafatnya KH. Mujtaba: Desa Ganjaran Kehilangan Sosok Kiai Sepuh

Desa Ganjaran Kehilangan Sosok Kiai Sepuh
Foto KH Mujtaba Bukhari dan Ibu Nyai Hj Mamnunah istri KH Yahya Syabrowi. (Gambar: pedianusantara.com)

PEDIANUSANTARA.comDesa Ganjaran, Gondanglegi Malang, dikenal sebagai desa santri yang memiliki banyak pesantren dan kiai. Namun, desa ini baru saja kehilangan salah satu kiai sepuh, yaitu KH. Mujtaba. Beliau wafat pada Kamis, 17 Desember 2020, dan dimakamkan di samping makam ayahnya, KH Bukhari Ismail, di Masjid Asy-Syafi’iyah.

KH Mujtaba adalah putra kesembilan dari KH Bukhari Ismail, seorang ulama besar yang berasal dari Ombul Sampang, Madura. KH. Bukhari Ismail datang ke Desa Ganjaran setelah menikah dengan Nyai Fatma, putri dari KH Zainuddin. KH Bukhari Ismail juga termasuk salah satu ulama yang mendirikan Masjid Asy-Syafi’iyah dan lembaga pendidikan Raudlatul Ulum, yang meliputi TK sampai Madrasah Aliyah.

Bacaan Lainnya

Selain itu, KH Bukhari Ismail juga dikenal sebagai Mursyid Thariqah An-Naqsyabandiyah, yang memiliki banyak murid dan pengikut. Salah satu saudara kandungnya adalah KH Fathul Bari, Mursyid Thariqah An-Naqsyabandiyah yang makamnya terletak di Peniraman Mempawah Kalimantan Barat.

Baca Juga: Inilah Peristiwa Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Safar

KH Mujtaba meneruskan perjuangan ayahnya dalam bidang pendidikan, dakwah, dan thariqah. Beliau menjadi pengasuh pondok pesantren Raudlatul Ulum V (Al-Bukhori), Masjid Asy-Syafi’iyah, dan Thariqah An-Naqsyabandiyah. Beliau juga aktif mengajar kitab-kitab klasik kepada santri dan masyarakat. Beliau dikenal sebagai kiai yang alim, zuhud, dan murah hati.

Desa Ganjaran sendiri memiliki sejarah panjang sebagai desa santri. Sebelum KH. Bukhari Ismail datang, desa ini sudah didatangi oleh Kiai Zainal Alim, yang mendirikan Pesantren Zainul Ulum. Makamnya terletak di masjid selatan Desa Ganjaran dan dikelilingi dengan pondok dan madrasah Mansya’ul Ulum. Kiai Zainal Alim adalah kiai sepuh pertama yang datang ke desa ini.

Desa ini juga memiliki tradisi mengaji yang kuat. Tidak hanya santri, tetapi juga penduduk desa ikut mengaji kitab di masjid. Hal ini disaksikan oleh KH Zainuddin Jazuli Ploso, seorang ulama besar yang pernah berkunjung ke desa ini pada tahun 1970-an. Beliau terkagum-kagum melihat orang-orang tua berjalan beriringan membawa kitab dan ngaji kepada Kiai Yahya Syabrowi, menantu KH. Bukhari Ismail.

Dengan wafatnya KH Mujtaba, Desa Ganjaran kehilangan kiai sepuh. Namun, semoga Allah tetap menjaga desa ini sebagai desa santri yang penuh berkah.

Berlangganan Update Artikel Terbaru di Telegram dan Google Berita.

Pos terkait