Penjelasan Lafadz Laa Budda (لاَبُدَّ) dalam Bahasa Arab

Ilmu Nahwu dan Shorof
Penjelasan Lafadz Laa Budda (لاَبُدَّ) dalam Bahasa Arab.

PEDIANUSANTARA.comLaa budda (لاَبُدَّ) merupakan salah satu lafadz yang sering kita temui dalam bahasa Arab. Dalam kajian ilmu Nahwu, lafadz ini terdiri dari dua kata, yaitu laa (لاَ) sebagai nafi dan budda (بُدَّ).

Bacaan Lainnya

Di kalangan santri, khususnya di jawa timur, biasanya makna pegon dari lafadz ini adalah ora keno ora (mesti). Namun, perlu diketahui bahwa makna tersebut sebenarnya makna murodnya, bukan makna aslinya.

Makna asli lafadz laa budda (لاَبُدَّ) adalah مَجِيْدٌ (menghindari). Dengan demikian, arti pegon aslinya adalah “ora ono ngedohi iku maujud.” Adapun khobar dari lafadz ini adalah مَوْجُوْدٌ, yang kerap kali dibuang. Hal ini sesuai dengan keterangan Ibn Malik dalam nadzom Alfiyahnya yang berbunyi.

إِذِا الْمُرَادُ مَعَ سُقُوْطِهِ ظَهَر#وَشَاعَ فِي ذَا الْبَابِ اِسْقَاطُ الْخَبَر

Artinya: Dalam bab laa linafyil jinsi, pembuangan khobar sangat lazim dilakukan apabila maksudnya sudah jelas.

Baca Juga: Mengenal 7 Macam Huruf Hamzah Dalam Bahasa Arab

Makna Lain Laa Budda

Selain makna di atas, lafadz laa budda juga memiliki berbagai arti lain yang tercatat dalam kamus bahasa Arab. Semisal menurut kamus al-Muhith disebutkan bahwa lafadz laa budda bisa menggunakan arti dari lafadz فِرَاقٌ (pisah). Jika dimaknai ke dalam pegon maka menjadi “ora ono misahi iku maujud”. Sedangkan menurut kamus al-Munjid, lafadz laa budda bisa menggunakan arti lafadz اَلْمَنَاصُ / اَلْمَهْرَبُ (tempat pelarian), yang mana makna pegon-nya adalah “ora ono nggon lumayu iku maujud”.

Bahkan, ada juga yang memberi makna lafadz laa budda dengan makna pegon “ora ono semugih iku maujud”. Dengan demikian lafadz بُدَّ mengunakan arti غَنِيٌّ, hal ini sebagaimana disampaikan oleh KH. Ma’ruf Zainuddin ketika beliau mengajar santrinya.

Kesimpulan

  1. Lafadz laa budda terdiri dari lafadz laa (لاَ) nafi dan budda (بُدَّ) yang dimabnikan fathah karena ia kemasukan laa nafi atau laa linafyil jinsi. Khobarnya berupa lafadz مَوْجُوْدٌ yang dibuang.
  2. Lafadz laa budda selalu bersamaan dengan مِنْ, baik dzohiroh (tampak) maupun taqdiron (dikira-kirakan/dibuang) seperti, لاَبُدَّ مِنْ كَذَا. Dengan demikian ketika kita memaknai lafadz setelah لاَبُدَّ harus ada embel-embel “sangking” misalnya لاَبُدَّ أَنْ يَغْتَسِلَ asalnya adalah لاَبُدَّ مِنْ أَنْ يَغْتَسِلَ yang makna pegonnya adalah “orakeno ora sangking yento mbasuh”.
  3. Apabila lafadz setelah لاَبُدَّ ditarkib menjadi fa’il maka ini adalah tarkib yang tidak benar.
  4. Ma’na asli dari لاَبُدَّ:
    – Ora ono ngedohi iku maujud
    – Ora ono misahi iku mauju
    – Ora ono nggon lumayu iku maujud
    – Ora ono semugih iku maujud

Demikianlah penjelasa lafadz laa budda dalam bahasa Arab. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Follow WhatsApp Channel pedianusantara.com untuk
update berita terbaru setiap hari
Follow

Pos terkait